Oleh:
Jhon Rivel Purba
Sejak 21 Maret, Gatot Pujo Nugroho
resmi diangkat menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) melalui
Keputusan Presiden (Keppres) No. 15/P Tahun 2011. Gatot yang sebelumnya
menjabat Wakil Gubsu, menggantikan Syamsul Arifin yang diberhentikan sementara
karena sudah berstatus terdakwa terkait kasus korupsi APBD Kabupaten Langkat.
Sebenarnya sejak Syamsul Arifin
ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi tahun lalu, sudah banyak pihak
mengatakan bahwa Gatot akan menggantikannya sebagai Gubsu. Sehingga pergantian
ini bukanlah hal yang aneh karena mengikuti arus peraturan yang berlaku.
Meskipun demikian, bila dicermati
secara mendalam, kepemimpinan Syamsul-Gatot bisa dikatakan kurang harmonis
apalagi sejak Syamsul Arifin ditetapkan sebagai tersangka. Anehnya, sebelum
Syamsul berstatus terdakwa, suhu politik sudah mulai memanas menyangkut posisi
Wakil Gubsu jika Gatot menjadi Gubsu.
Dari sini bisa kita lihat, bahwa
pergantian tersebut sudah dinanti-nantikan oleh beberapa pihak karena
menyangkut kepentingan. Di pihak lain, pergantian ini juga bisa menjadi mimpi
buruk bagi beberapa elite daerah. Terlepas dari itu semua, masyarakat Sumut
pasti mempunyai harapan baru pada Gubsu baru.
Komitmen Gatot dan Harapan Masyarakat
Pada 23 Maret lalu ketika Gatot
hadir dalam pertemuan silaturahim dengan para pimpinan media di Medan, beliau
mengatakan berkomitmen memprioritaskan pembangunan infrastruktur di segala
bidang guna mengembangkan dan menggerakkan roda perekonomian. Beliau juga
berkomitmen mengembangkan potensi sumber daya alam dengan membuat program
unggulan. Selain itu, menurutnya pertumbuhan ekonomi masyarakat daerah perlu
dipacu dengan meningkatkan investasi di semua sektor. Terakhir, yang tak kalah
pentingnya adalah perbaikan birokrasi.
Sungguh masuk akal komitmen yang
disampaikan oleh Gatot. Persoalan infrastrukur di Sumut misalnya; persoalan
jalan berlubang, jembatan rusak, krisis listrik, dan masalah air bersih,
merupkan persoalan yang harus segera dibenahi. Hal ini mengingat infrastruktur
tersebut menyangkut kepentingan masyarakat. Bagaimanapun juga pembangunan
ekonomi akan terhambat jika infrastruktur tidak memadai atau rusak. Maka wajar,
jika Gatot memprioritaskan pembangunan ini.
Sebagai daerah yang kaya sumber daya
alam, jika bisa dikelola dengan baik pasti menciptakan kesejahteraan
masyarakat. Bahkan kemiskinan dan pengangguran akan cepat berkurang jika
potensi alam tersebut digali dan dikembangkan. Program unggulan pengembangan
potensi alam tersebut hendaknya mengandalakan modal dan sumber daya manusia
dalam negeri. Juga, tetap memerhatikan kelestarian lingkungan hidup dan
masyarakat sekitar.
Dalam perbaikan birokrasi, adalah
hal yang wajar jika gatot mengevaluasi kinerja seluruh jajaran Pemerintah
Sumatera Utara, khususnya Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD). Sebab hanya
dengan birokrasi yang bersih dan berkomitmen, proses pembangunan berjalan
dengan baik. Hanya saja, janganlah evaluasi birokrasi ini diwarnai nepotisme
untuk kepentingan politik dan ekonomi segelintir orang, termasuk kepentingan
Gatot sendiri. Atau lebih parahnya, persiapan politik menjelang 2013 dan 2014.
Komitmen Gatot yang ingin membangun
Sumut tentu disambut masyarakat dengan sejuta harapan di dada. Masyarakat
berharap agar pembangunan infrastruktur dan pengembangan potensi alam di
daerah-daerah akan mampu meningkatkan kesejahteraan mereka. Yang pasti
masyarakat menginginkan pembangunan itu adalah demi kepentingan umum.
Pembangunan itu janganlah dijadikan
sebagai “proyek” memperkaya diri sebagaimana kebiasaan banyak kepala daerah di
negeri ini. Pembangunan itu harus berkualitas bukan asal jadi atau tambal
sulam. Juga ramah lingkungan. Kesalahan-kesalahan pembangunan yang rapuh di
masa lalu tak baik dilanjutkan. Perlu ditekankan, bahwa pemabangunan itu adalah
untuk kepentingan masyarakat, bukan kepentingan pemodal dan penguasa. Jadi,
pembangunan itu harus melindungi dan memberdayakan buruh, petani, nelayan, pedagang
kecil, kaum miskin, serta kaum yang terpinggirkan selama ini.
Berpijak pada Visi
Adapun visi Syamsul Arifin ketika
berpasangan dengan Gatot Pujo Nugroho saat kampanye pada 2008 lalu adalah agar
rakyat Sumut tidak lapar, tidak bodoh, tidak sakit, dan sejahtera. Oleh sebab
itu, Gatot sebagai Pj Gubsu harus tetap berpijak pada visi awal dan
melanjutkannya. Visi tersebut hendaknya diterjemahkan ke dalam program-program
pembangunan yang pro-rakyat Sumut.
Rakyat Sumut lapar adalah karena
dibelennggu kemiskinan dan pengangguran. Supaya rakyat tak lapar maka kemiskinan
dilawan. Program-program perlawanan terhadap kemiskinan sudah mendesak
diterapkan. Itu bisa terjawab bukan dengan pembangunan fisik dan bantuan tunai
seperti selama ini. Justru kalau dilihat secara kritis, pembangunan yang
mengatasnamakan rakyat selama ini justru semakin memiskinkan dan menyiksa
rakyat, membahagiakan pemilik modal.
Yang penting adalah bagaimana supaya
rakyat Sumut bisa dilindungi dan diberdayakan. Misalnya melindungi dan
mengembangkan usaha kecil menengah, menaikkan upah dan posisi tawar buruh,
memberdayakan petani, melindungi produk lokal Sumut dari ancaman impor,
melindungi pedagang tradisional, membuka lapangan pekerjaan baru, dan
memanfaatkan segala potensi daerah untuk rakyat.
Sementara, agar rakyat tak bodoh
maka jalan satu-satunya adalah memberikan akses pendidikan yang seluas-luasnya
kepada seluruh rakyat Sumut secara bermutu dan berkeadilan. Intinya, orang
miskin bisa mengecap pendidikan yang layak. Apa pun ceritanya, tanpa
pendidikan, rakyat tak akan cerdas. Perlu ada kebijakan khusus dalam pendidikan
di Sumut yang mewajibkan seluruh warga yang berusia sekolah, mengecap
pendidikan hingga sekolah menengah. Tanpa hal itu, rakyat tak akan cerdas. Yang
cerdas hanyalah orang kaya.
Selanjutnya, agar rakyat tidak
sakit, maka pencegahan dan pengobatan penyakit hendaknya diperhatikan. Pada
umumnya, rakyat miskin lebih dekat dengan penyakit karena faktor pendidikan,
lingkungan, dan keterbatasan dana untuk berobat. Bukan rahasia lagi di Sumut,
pihak rumah sakit sering menolak kedatangan orang miskin karena tidak memiliki
uang. Bahkan orang miskin yang memiliki jaminan kesehatan masyarakat
(Jamkesmas) pun sering dinomorduakan dalam pelayanan kesehatan. Apalagi yang
tidak memiliki uang dan Jamkesmas. Ini terjadi karena dunia kesehatan sudah
diserahkan kepada pasar. Padahal kesehatan adalah hak dasar seluruh warga
negara. Sudah menjadi hukum wajib, pemerintah daerah dalam hal ini Gubsu menjamin
semua warga bisa mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa diskriminasi.
Kemudian, memberantas korupsi juga
merupakan tugas rumah Gubsu, apalagi dengan mengingat Sumut sebagai provinsi
terkorup di Indonesia. Membenahi birokrasi seperti yang akan dikerjakan Gubsu
kiranya demi menciptakan birokrasi yang bersih. Bukan sekadar menciptakan
birokrasi yang seirama selangkah dengan kemauan Gubsu. Pemberantasan korupsi
harus dimualai dari Gubsu sendiri. Mantan Ketua DPW PKS ini harus berada di
barisan terdepan dalam memberantas korupsi di Sumut.
Terakhir, Gubsu hendaknya bisa
merangkul semua elemen masyarakat dalam upaya mewujudkan visi tersebut.
Keberagaman masyarakat Sumut bisa menjadi potensi besar menciptakan provinsi
yang maju. Hingga akhirnya Sumut sebagai “Indonesia mini” bisa menjadi daerah
paling bersih, maju, rukun, sejahtera, dan berbudaya. Semoga!
(Dimuat di Harian Analisa, 2 April 2011)
KISAH NYATA..............
BalasHapusAss.Saya ir Sutrisno.Dari Kota Jayapura Ingin Berbagi Cerita
dulunya saya pengusaha sukses harta banyak dan kedudukan tinggi tapi semenjak
saya ditipu oleh teman hampir semua aset saya habis,
saya sempat putus asa hampir bunuh diri,tapi saya buka
internet dan menemukan nomor Ki Kanjeng saya beranikan diri untuk menghubungi beliau,saya di kasih solusi,
awalnya saya ragu dan tidak percaya,tapi saya coba ikut ritual dari Ki Kanjeng alhamdulillah sekarang saya dapat modal dan mulai merintis kembali usaha saya,
sekarang saya bisa bayar hutang2 saya di bank Mandiri dan BNI,terimah kasih Ki,mau seperti saya silahkan hub Ki
Kanjeng di nmr 085320279333 Kiyai Kanjeng,ini nyata demi Allah kalau saya tidak bohong,indahnya berbagi,assalamu alaikum.
KEMARIN SAYA TEMUKAN TULISAN DIBAWAH INI SYA COBA HUBUNGI TERNYATA BETUL,
BELIAU SUDAH MEMBUKTIKAN KESAYA !!!
((((((((((((DANA GHAIB)))))))))))))))))
Pesugihan Instant 10 MILYAR
Mulai bulan ini (juli 2015) Kami dari padepokan mengadakan program pesugihan Instant tanpa tumbal, serta tanpa resiko. Program ini kami khususkan bagi para pasien yang membutuhan modal usaha yang cukup besar, Hutang yang menumpuk (diatas 1 Milyar), Adapun ketentuan mengikuti program ini adalah sebagai berikut :
Mempunyai Hutang diatas 1 Milyar
Ingin membuka usaha dengan Modal diatas 1 Milyar
dll
Syarat :
Usia Minimal 21 Tahun
Berani Ritual (apabila tidak berani, maka bisa diwakilkan kami dan tim)
Belum pernah melakukan perjanjian pesugihan ditempat lain
Suci lahir dan batin (wanita tidak boleh mengikuti program ini pada saat datang bulan)
Harus memiliki Kamar Kosong di rumah anda
Proses :
Proses ritual selama 2 hari 2 malam di dalam gua
Harus siap mental lahir dan batin
Sanggup Puasa 2 hari 2 malam ( ngebleng)
Pada malam hari tidak boleh tidur
Biaya ritual Sebesar 10 Juta dengan rincian sebagai berikut :
Pengganti tumbal Kambing kendit : 5jt
Ayam cemani : 2jt
Minyak Songolangit : 2jt
bunga, candu, kemenyan, nasi tumpeng, kain kafan dll Sebesar : 1jt
Prosedur Daftar Ritual ini :
Kirim Foto anda
Kirim Data sesuai KTP
Format : Nama, Alamat, Umur, Nama ibu Kandung, Weton (Hari Lahir), PESUGIHAN 10 MILYAR
Kirim ke nomor ini : 085320279333
SMS Anda akan Kami balas secepatnya
Maaf Program ini TERBATAS .